Demi Kepuasan Seksual dengan Pasangan, Cobalah Lakukan Hal Ini

aura.co.id | 29 April 2020 | 04:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Dewasa ini dengan keterbukaan media, banyak orang lebih mudah mencari informasi seputar seksualitas. Namun banyaknya alternatif pencarian informasi ini tidak begitu saja membuat orang dengan mudah bicara soal seks. “Anda pikir kita akan bisa secara terbuka, rileks, dan nyaman membicarakan seks? Kenyataannya justru sebaliknya,” tegas Dr Laura Berman, terapis seksual yang berpraktek di Los Angeles. “Membicarakannya di internet, mungkin bisa lebih terbuka. Tapi di rumah, di tempat tidur dengan pasangan, bahkan dengan diri sendiri, malah merasa tak nyaman. Ada imej mengenai gadis baik-baik yang dianggap tabu jika bicara soal seks.”

Padahal tidak semua pasangan mampu mencapai kepuasan seksual seperti yang diinginkan. Dr Berman memberi saran untuk tidak takut bicara dan tidak takut menerima kritik di hadapan pasangan saat bicara tentang seks. “Bila Anda tak punya risiko dalam hubungan dengan pasangan, Anda berdua tak bisa tumbuh berkembang, saling mengasihi dan mendapatkan keintiman yang diinginkan,” cetus Dr. Berman. “Akan ada perasaan takut menerima kritik dan berisiko saat akan berbagi bagian paling intim dari diri Anda dengan seseorang.” Ironis memang, banyak orang bercinta, tapi masih jaim, masing-masing tak ingin dikritik apalagi terlihat lemah di hadapan pasangannya. Walau Anda berdua tak berpakaian sehelai benang pun di ruangan gelap bersama-sama, jika Anda tak ingin berbagi dan tak mau membuat diri Anda seterbuka mungkin, Anda tak bakalan mendapatkan keintikan dan kehidupan (baca kepuasan) seksual yang Anda inginkan.

Sebelum bicara dengan pasangan, pahami lebih dulu tubuh Anda dan belajarlah mengenai respons seksual. Jelajahi tubuh Anda dan komunikasikan apa yang Anda temui. “Pahami tubuh Anda lebih dulu, cari apa yang ingin Anda tahu,” ujar Dr Berman. “Ini tentang pengetahuan, pendidikan, dan komunikasi.” Dr Berman membagi pertanyaan yang bisa menjadi pedoman bagi Anda untuk memahami tubuh Anda, yakni:

  • Seperti apa anatomi seksual saya?
  • Apa saja dan bisakah saya menemukannya? ·
  • Apakah semuanya (organ seksual) ada di tempatnya yang benar? ·
  • Seperti apa rasanya saat saya menyentuhnya secara manual atau dengan bantuan benda lain?
  •  Apakah saya suka disentuh? Apakah rasanya nyaman? Tidak hanya secara fisik, tapi dalam konteks seksual? ·
  • Macam keintiman, koneksi, atau hubungan seperti apa yang saya butuhkan?

Setelah mengerti jawaban dari beberapa pertanyaan krusial di atas, baru bicarakan dengan pasangan. Dr Berman menyarankan untuk mencoba bicara seperti ini, “Sayang, aku belajar hal baru dan aku ingin menunjukkannya padamu.” Perlihatkan padanya gambar-gambar atau tunjukkan langsung tubuh Anda di depan cermin. Selanjutnya, Dr Berman mengingatkan pentingnya membimbing pasangan dan menunjukkan pada pasangan respons seksual Anda dalam cara yang positif dan proaktif serta menunjukkan mana yang terasa nyaman bagi Anda. “Bagusnya, pembicaraan dimulai di luar kamar tidur,” Dr Berman menyarankan. “Jangan mengungkitnya saat Anda berdua sudah mulai pemanasan untuk bercinta, tapi ungkap saat Anda berdua tidak terlalu tegang atau mungkin ketika bisa menerima kritik. Bagi para pria, sangat penting memberikan umpan balik positif, apa yang Anda suka, apa yang Anda inginkan, dan bukan apa yang mereka salah atau keliru melakukannya.”

Kalau Anda masih punya masalah seksual dengan pasangan -- setelah diskusi, sebaiknya Anda memperbaikinya di tempat tidur, saat bercinta. Jika tidak -- menurut Dr Berman -- berarti Anda terlalu membentengi diri dan tidak membiarkan pasangan tahu, Anda ingin disentuh atau Anda terlalu malu di depan pasangan. Masalah lain, mungkin saja pasangan Anda yang tidak benar-benar mendengar dan memahami kebutuhan pasangannya. Pasangan Anda bisa belajar bagaimana menyentuh Anda dengan cara yang benar. Setiap wanita menyukai hal berbeda, jadi masing-masing punya pendekatan yang unik. “Di situlah komunikasi menjadi penting,” lanjut Dr Berman. “Jadi seperti sebuah proses belajar.” Jika hasilnya sepadan, mengapa tidak dicoba? 

Penulis : aura.co.id
Editor: aura.co.id
Berita Terkait